Melepasmu Belaja @MuznaNAs Kayanya baru kemarin kamu sembunyi dibalik pintu kala kesulitan buat hajatmu, dan saat itu usiamu satu tahun. Dan anakku ini sebab hal itu berulang ijin dari sekolah sebab harus menanggung sakitmu. Dan sejak itu selalu berteriak dan emosi jika sudah memuncak tak tahan sakitnya. Tentu saya amat tak tega melihatnya, sehingga sejak awal, kami selalu berhubungan dengan para medis berbagai special. Awalnya hanya dikira kurang gizi, ternyata bukan sekedar asupan namun lebih pada fisiologinya. Artinya ini sudah bawaan lahirnya. Kamipun siap menerima kenyataan. Usaha mencari dokter lain, agar dapat masukan yang bisa memberikan jalan keluar. Alhamdulillah Allah pertemuan kami dengan dokter spesialis bedah anak, yang malah tidak menyarankan operasi namun melalui terapi sinar ultra merah selama dua tahun lamanya. Sebuah proses penyembuhan pun berjalan. Diawal tahun masa sekolah dasar anakku kembali normal dalam urusan buang hajat ini. Masa bermain yang belum tuntas semasa di TK, terlihat saat masuk di bangku SD, anakku masih senang bermain pasir saat anak lain sudah belajar di kelas. Bersyukur guru-gurunya memahami situasi dan kondisi ini. Dan akhirnya pun bisa dilalui semua kembali baik-baik saja, anakku bisa mnyelesaian pendidikan di SD nya dengan baik. Karunia yang sangat besar bagi kami semua tentunya, bisa mendampinginya dalam suka dan duka. Saat di sekolah menengat pertama, kamu sangat semangat meski jauh disana dengan bis umum pun selalu gembira menjalani. Begitu pun saat di sekolah menengah atas, kamu semangat bermain basket dengan timmu. Sebagai orang tua, semampu kami selalu mengusahakan apapun kebutuhan mu, selama kami bisa. Dipenghujung masa sekolah, kamu menyiapkan dirimu dengan ilmu yang sudah tepat namun kamu belum menyiapkan dirimu andai keberuntungan belum berpihak paamu. Apalagi saat kamu begitu semangat mengajari teman-teman agar bisa bersama sukses di PT. Namun kehendak Allah tidak sebagaimana yang kita inginkan. Kamu galau dan kita semua terharu dan prihatin. Semua orang sudah mulai kuliah, dirimu sendiri masih di rumah, banyak pilihan lain sebagaimana maumu ingin melanjutkan hafalanmu, namun juga bisa terlaksana. Sampai suatu hari, ada informasi dari teman, yang ingin anaknya kuliah di Turki menghubungi beliau. Saya tawarkan pilihan ini padamu, kamu semangat lagi, dan kami jadi bahagia. Maka perjalanan proses mendaftar pun dimulai. Pekan pertama adalah proses menyiapkan berkas, dan mencari info sebanyak-banyaknya. Agar hati ini damai dan tenang jia benanr nanti bisa diterima. Pekan kedua yang dipenuhi dan dilalui dengan penuh ketegangan. Bagaimana tidak? Syarat passport yang sejatinya bisa diproses pekan pertama, tidabisa dilakukan, sebab imigrasi jogja OFF sepekan. Padahal pendaftaran terakhir sehari sebeum buka kembali. Alhamdulillah ada teman di imigrasi yang berbaik hati memberi banyak informasi. Bisa di coba ke solo dengan pake akun lain. Akhirnya ami urus di solo dua hari sebelum masa pendaftaran tutup. Setelah semua syarat siap, pendaftaran pun lewat, pean ketiga adalah menanti hasil pengumuman dengan berdebar. Masih panjang jalannya, dan pekan keempat adalah untuk urusan di Jakarta, tempat yang tidak aman buat kita berpergian di masa pandemi. Namun harus dilakukan setelah selembar pengumuman kelulusan kami terima. Kami pun melakukan perjalanan darat dengan kendaraan sendiri. Kami tinggalkan anak disana di daerah yang in sya Allah aman, sebuah penginapan di dalam perumahan Bumi Serpong Damai, untuk mengurus visa, dan tes rapid. Diakhir pekan keempat ini kami kembali ke Tangerang Selatan, tempat menginap anak. Dan mengantarkannya ke bandara, sekitar 30 menit dari penginapan. Genap satu bulan proses menuju Negri Erdogan buat menuntut ilmu. Dan melepasmu bagaikan seekor induk burung melepas anaknya belajar terbang. Ada khawatir dan ada harapan. Khawatir sebab negri itu jauh disana, pejalanan dengan pesawat membutuhkan 12 jam. Negri orang di belahan benua Eropa, yang belum pernah sama sekali didatangi. Harapannya adalah Turki tetaplah Bumi Allah, dimanapun Allah menjaga hambanya yang beriman, selama hamba berniat menolong agama-NYA, menuntut ilmu dan bersama para saudara seimannya dimanapun berada. Selamat belajar selamat datang dunia yang luas dan pengalaman mandiri. Tangsel, BSD 15 september - 14 Okt 2020.

Comments

Popular posts from this blog