Peringatan covid-19 bagi keluarga
Apa yang ada dalam benak kita tentang
keluarga-keluarga selama di rumah saja? Dalam waktu dua puluh empat jam, berhari-hari,
bisa beberapa bulan ke depan.
Kebetulan keluarga kita adalah keluarga yang Samara. Dengan
tempat tinggal yang memiliki fasilitas beraktivitas dengan leluasa. Suami istri
harmonis, anak-anak akrab dan saling berbagi serta bersatu dalam suka dan duka.
Ada cekcok dan salah faham biasa, namun segera kembali akur dan kompak.
Sepanjang berada di rumah saja, mereka tertib, bangun
pagi, solat berjamaah, olah raga, berkegiatan sesuai hobby, mengerjakan tugas
dengan penuh dedikasi dan disiplin. Setiap waktu solat, segera menunaikan.
Membaca Al Quran bersama juga mudah. Membaca buku yang bermanfaat, atau
menonton film dan main game, adalah kegiatan menghadap hp semua anggota
keluarga di era covidini, namun tetap bisa dikendalikan. Sebuah keluarga ideal
harapan insan yang bertaqwa.
Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?.
Namun bagaimana jika sebaliknya?.
Suami istri tidak harmonis, tidak saling sapa bahkan
cenderung punya masalah yang belum
tuntas. Anak-anak saling iri dan tidak peduli satu dan yang lain. Sering
cek-cok yang berakhir pertengkaran yang membahayakan. Kondisi rumah pun tidak
lapang, sehingga berakibat suntuk, yang biasa dilampiaskan dengan pergi dari
rumah.
Sekarang tidak bisa, bahkan dilarang, semua harus di
rumah saja. Apakah akan nyaman bersama namun tiada kehangatan. Bukan hanya anak
yang tidak mau solat, akan tetapi juga ayahnya. Apalagi membaca Al Quran,
bukan hanya persoalan tidak mau, namun
juga belum bisa membaca. Menghadap hp
jelas semua melakukan, namun tiada terkendali, apa yang diihat dan dimainkan.
Bahkan abai sehingga menjadi kecanduan
dan membahayakan. Maka suasana itulah yang akan menjadi kebiasaanya di era covid-19.
Akankah ini menjadi sebuah penyesalan yang harus
dibayar?.
Di masa corona, dengan berdiam dirumah, jika diniatkan
untuk memperbaiki keadaan ini, sebenarnya bisa dillakukan. Andai ada niat dari
semua anggota keluarga. Namun jika tidak, waktu sekian lama hanya akan sia-sia,
tidak berbuah kebaikan.
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?.
Sejatinya, musibah ini adalah karunia bagi siapa pun yang bisa memanfaatkan
momennya. Muhasabah adalah salah satu hal yang bisa dilakukan di era covid-19
ini.
Untuk apakah usia yang diberikan selama ini?
Untuk apakah waktu yang dimiliki selama ini?
Kemana sajakah kegiatan kita hingga tiada sempat
mencari bekal akhirat?
Dibawa kemanakah orientasi anak-anak amanah dari Sang
Kholik?
Belajar apa, belajar dimana dan belajar dengan siapa anak-anak
kita selama ini?
Apa yang sudah dipersiapkan selama ini sebagai
pemimpin rumah tangganya?
Jangan tunggu nasi menjadi bubur, lakukan perubahan.
Sebelum ajal mendatangi.
Sesungguhnya setiap jiwa akan kembali, peringatan covid-19
belumkah cukup menyadarkan?
#kelassalmanmenulis1
#safjogja
#covid-19stories
#humassalman
Comments
Post a Comment