|
@MuznaNAs
Aku terguncang-guncang sepanjang perjalanan menuju Salatigo.
Diluar sana gelap, sunyi dan sepi. Karena memang waktu telah
merangka menuju tengah malam. Aku dengar Umi memohon
“ Jangan ngebut ya Mas”.
Namun sopir yang melajukan kendali mobil Umi ini menjawab :
“Maaf bu, ini sudah pelan, lagian kalau terlalu lambat saya
mengantuk”.
Umi pun nampak cemas dan gelisah. Aku jadi ikut tegang, padahal aku
membawa jabang bayi usia 8 bulan, anak keenam Umi. Aku diperintah Pemilik
makhlu mungil ini untuk menjaga sampai waktunya tiba.
Diluar sudah terang, waktu telah berganti hari. Kayanya sijabang
bayi ikut tegang. Aku merasakan tekanan menguat. Dindingku mengencang. Aku jadi
khawatir dengan Umi.
Umi harus mengisi pelatihan,
jadwalnya besok hari. Hari ini Umi hanya memberi pengantar dan memperhatian
timnya Umi melatih para pendidik di lembaga yang mengundang. Sambil menanti,
Umi membawaku mondar mandir, agar tidak tegang dan tenang.
Mungkin Umi tengah menenangkan diri karena aku juga tidak nyaman,
jabang bayi ini biasanya banyak bergerak,
namun seharian ini tidak. Kadang aku dibawa duduk, kadang berdiri,
kadang jalan. tetap Aku merasa sesak ditekan sijabang bayi.
Watu menjelang siang, Umi bersiap makan, suguhan makan siangnya
wenak tenan begitu kata Umi. aku nengok apa sih menunya?
Umi penasaran sama sambel
hijaunya yang dibuat Ammah Ri'fah tempat Umi menginap. Umi juga bertanya
bagaimana cara membuatnya. Biasanya kalau Umi tanya akan dipraktekan nanti di
rumah.
Jelang sore hari, sedikit melonggar ... tapi sibayi bergerak
sedikit sekali. Aku mulai khawatir. Umi juga tidak bisa menyembunyikan cemasnya.
U : "Masya Allah kenapa kamu tegang terus? "
R : "Sijabang bayi soalnya tegang juga Mi".
U : "Apa karena saya tegang dan cemas ya?".
R : " Kayanya begitu Mi, sejak diperjalanan sampai malam
ini lho Mi".
U : " Ya Allah. iya ya. Bayinya kok tidak bergerak banyak,
hanya sesekali, Perasaan saya tidak enak. semoga baik baik ya".
Umipun istirahat. Aku juga ikutan ya, meski firasatku kuat sekali
Pemilikku sudah memberi aba-aba agar aku malam ini akan melaksanakan tugasku.
Jam 00. Aku seperti didorong oleh cairan dari dalam. Apakah aku
diperintah Membuka malam ini ? Umi sudah bangun. Aku dengar Umi beristighfar dalam senyapnya malam dan menerawang, namun
hatinya mulai punya firasat.
Benar Aku tidak kuat dengan dorongan Air Ketuban ini. Aku harus membuka
karenanya.Ssehingga cairan itu rembes di kasur yang Umi tiduri.
U : "Masya Allah, AllahuAkbar, Astaghfirullah..."
Umi mulai menyadari kalau
ini awal tanda kelahiran dan tidak bisa
ditunda lagi. meski HPL nya masih 3 pekan dari hari ini.
Aku semakin besar membuka. Umi kewalahan sampai mengambil selimut
dan sedikit menahan ku agar tidak
membuka dulu.
Umi membangunkan teman-teman dan memberi arahan, krn biar bagaimana
pun Umi malam ini harus bersiap
lahiran.
Bu Widya mendekat .... karena beliau yang akan melanjutkan tugas
Umi. yang rencananya Umi akan latih
beliau dengan melihat Umi menyampaian materi Workshop. Tapi takdir Allah berbeda,
akhirnya Bu Wid harus menggantikan Umi.
maka sambil menunggu kendaraan bu Ida Nur Farida, Umi transfer materi
kepada bu Widya.
Waktu menunjukan pukul 01.00, Umi berangkat dengan bu Ida ke Bidan
terdekat. Aku semakin membuka. air
ketuban itu semakin banyak keluar. selimut yg dibawa sudah basah semua. Tapi
Umi hanya sebentar disana. Aku dengar kata Bidan tensi Umi sampai 200, maka
harus ke Rumah Sait Bersalin yang ada di Pusat Kota, maka Umi pun dilarikan ke RS Bersalin terbaik
dikota tersebut.
Aku menanti kehendak Pemilik
kapan harus terbuka semua untuk
mengeluarkan makhluk mungil ini. Menanti
hingga esok hari setelah tensi Umi normal. Bukaanku tidak tambah selama
menanti. Hingga menjelang siang Akupun membuka utuh, membantu sibayi keluar
dengan sisa ketubanku, dan bayipun lahir dengan mudah dan selamat.
Wallahualam aku tidak pernah tahu mengapa semua bisa terjadi, Aku
hanya mengikuti sunatullah-Nya. Jika saatnya tiba aku siap membuka sesuai kehendak-Nya.
Akulah Rahim dan Ketuban yang selalu membersamai proses kelahiran semua makhluk
ciptaan Sang Khaliq.
#Dirumahaja
#day1kelahiran
#idanurlaila
#kelasJCA
Comments
Post a Comment